MAKALAH MESIN PEMINDAH BAHAN
“PERANCANGAN
LIFT PEMINDAH PEKERJA UNTUK
BANGUNAN 10 LANTAI”

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK
PRODI INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2016
BAB
III
PERENCANAAN
ELEVATOR
Direncanakan
sebuah elevator penumpang untuk gedung perkantoran dengan data-data sebagai
berikut :
III.1
Komponen-Komponen Dalam Lift
III.1.1
Perencanaan Mesin/Motor
Dengan
mempertimbangkan faktor keamanan, kecepatan, dan kenyamanan penumpang dalam
elevator, penulis memilih mesin traksi gearless untuk motor penggerak elevator.
Mesin traksi ini merupakan mesin traksi dengan roda non gigi, putaran
torsi motor listrik didukung baik oleh AC atau DC. Dalam hal ini, puli
katrol penggerak langsung melekat ke ujung motor. Lift traksi gearless dapat
mencapai kecepatan hingga 2.000 ft / menit (10 m / s), atau bahkan lebih
tinggi. Rem listrik terpasang antara motor dan drive sheave (atau gearbox)
untuk menahan lift diam di lantai. Rem ini biasanya tipe Drum eksternal dan
digerakkan oleh gaya pegas dan ditahan terbuka elektrik, listrik mati akan
menyebabkan rem untuk bekerjaa dan mencegah lift jatuh.
III.1.2
Perencanaan Pulley
Dengan menggunakan sistem roping 1:1,
maka setiap pergeseran roping 1m akan menyebabkan pergerakan car 1 m pula. Dan
beban yang digerakan adalah selisih berat CW dan Car.cTipe roping seperti ini
masih digunakan untuk lift kecepatan
tinggi dan gedung
yang tinggi.cSedangkan roping 2:1 akan memerlukan pergeseran roping 2 m untuk
menggerakan car 1 m. Tetapi beban yang digunakan 1/2 nya dari selisih CW dan
Car. Roping 2:1 banyak digunakan pada lift MRL dimana memerlukan mesin yang
kecil, KW yang kecil dan kecepatan yang rendah.cKeunggulan dari 2:1 roping,
yaitu:
–
Lebih
Hemat energi (karena hanya menggunakan 1/2 daya dari roping 1:1)
Sedangkan kekurangannya adalah:
–
Untuk
kecepatan yang sama memerlukan mesin yang 2 kali lebih cepat.
–
Komponen
Roping & Sheve yang digunakan lebih banyak.
–
Dengan
roping yang lebih panjang, maka pemuaian rope akan memiliki effek yang lebih
besar.
Jika dilihat Pro dan Con nya, maka tidak
heran roping 1:1 masih umum digunakan, dan roping 2:1 digunakan pada keadaan
khusus.

Penulis
mendapatkan 2 macam tali yang baik untuk menjadi tali pada elevator yaitu tali
baja dengan spesifikasi Seal 6 x 19 + 1 FC dan Tiller 6 x 6x 7. Namun, pada
kenyataannya tali baja dengan spesifikasi Seal 6 x 19 + 1 FC lah yang penulis
rekomendasikan. Karena berhubung tali baja dengan spesifikasi Tiller 6 x 6x 7
dilarang pemakaiannya untuk lift karena tidak dilengkapi kawat sisal atau serat
sintesis sehingga dikhawatirkan akan cepat putus.
III.1.3
perencanaan kabin
Kabin
yang digunakan mampu menahan beban hingga 1125kg yang bisa memuat 15 pekerja,
dan bahan yang digunakan untuk kabin ini adalah baja karbon ringan dengan
panjang 2000 mm, lebar 1750 mm, dan tinggi 2200 mm
III.1.4
perencanaan Ruang Luncur
Ruang luncur ini adalah tempat dimana elevator
beroperasi berbentuk segi empat vertikal, disinilah elevator menjangkau
tiap-tiap lantainya.
III.1.5 Peralatan
Pengaman ( Safety Device )
a.
Final
limit switch (upper/bagian atas)
Merupakan
double proteksi untuk menghentikan operasi lift jika limit switch (upper) gagal beroperasi.
b.
Emergency
exit (manhole)
Penumpang
dapat di evakuasasi dari dalam sangkar melalui manhole ini pada saat emergency.Manhole ini hanya dapat di
buka dari sisi luar bagian atas.jika pintu ini terbuka lift otomatis akan berhenti.
c.
Emergency
light (lampu emergency)
Lampu
emergency akan menyala secara otomatis jika terjadi pemadaman sumber listrik.Lampu ini dapat
bertahan rata-rata sampai dengan 15 menit.
d.
Circuit
braker
Memutuskan
sumber (aliran) listrik dari panel induk (sub panel) ke panel control lift.
Menjaga peralatan elektronik dari lift jika terjadi arus lebih (over current).
e.
Governoor
Memutuskan power/aliran
listrik ke control panel lift jika governor mendeteksi terjadinya overspeed
(kecepatan lebih) pada traffict lift (putaran roda pulley governoornya).
f.
Limit
switch (upper/bagian atas)
Berfungsi
menjaga lift beroperasi melewati batas travel lantai tertingginya.
g.
Limit
switch (Lower/bagian bawah)
Menjaga lift beroperasi melewati batas travel lantai terendahnya.
Menjaga lift beroperasi melewati batas travel lantai terendahnya.
h.
Safety
gear/safety wedge
Melakukan
pengereman (menjepit) terhadap rail jika governor mendeteksi terjadinyaover
speed.
i.
Final
limit switch (lower/bagian bawah)
Merupakan double proteksi untuk menghentikan opersi lift jika limit switch gagal beroperasi.
Merupakan double proteksi untuk menghentikan opersi lift jika limit switch gagal beroperasi.
j.
Lubang
kunci pintu luar
Terletak di sisi sebelah atas dari pintu luar lift yang memungkinkan untuk di buka jika ingin melakukan pertolongan darurat pada penumpang jika terjadi emergency.
Terletak di sisi sebelah atas dari pintu luar lift yang memungkinkan untuk di buka jika ingin melakukan pertolongan darurat pada penumpang jika terjadi emergency.
k.
Door
lock switch
Mencegah pintu terbuka pada saat lift sedang beroperasi (running).Pintu hanya dapat di buka setelah sangkar berhenti
Mencegah pintu terbuka pada saat lift sedang beroperasi (running).Pintu hanya dapat di buka setelah sangkar berhenti
l.
Interphone
Penumpang dapat berkomunikasi dengan petugas teknisi (building maintenance) di ruang mesin,ruang control atau ruang security jika terjadi pemdaman listrik atau
hal emergency.
Penumpang dapat berkomunikasi dengan petugas teknisi (building maintenance) di ruang mesin,ruang control atau ruang security jika terjadi pemdaman listrik atau
hal emergency.
m.
Safety
shoe
Mendeteksi gangguan pada saat pintu akan menutup dan membuka kembali jika mendeteksi sesuatu.
Mendeteksi gangguan pada saat pintu akan menutup dan membuka kembali jika mendeteksi sesuatu.
n.
Weighing
Device (pendeteksi beban)
Memberikan / mengaktifkan buzzer alarm pada saat weighing device ini mendeteksi beban sangkar yang berlebih.jika weighing device ini aktif pintu lift akan tetap terbuka sampai dengan sangkar di kurang bebannya.
Memberikan / mengaktifkan buzzer alarm pada saat weighing device ini mendeteksi beban sangkar yang berlebih.jika weighing device ini aktif pintu lift akan tetap terbuka sampai dengan sangkar di kurang bebannya.
o.
Apron
Mencegah penumpang terjatuh ke dalam hoistway (ruang luncur lift) pada saat penumpang mencoba keluar ketika lift tidak berhenti.
Mencegah penumpang terjatuh ke dalam hoistway (ruang luncur lift) pada saat penumpang mencoba keluar ketika lift tidak berhenti.
p.
Buffer
Jika sangkar atau counterweight (beban penyeimbang) bergerak ke arah paling bawah, buffer akan mengurangi terjadinya shock (guncangan).
Jika sangkar atau counterweight (beban penyeimbang) bergerak ke arah paling bawah, buffer akan mengurangi terjadinya shock (guncangan).
III.2.
Perencanaan Tinggi Pemakaian Lift.
Direncanakan
:
·
Jumlah lantai gedung:
10 lantai
·
Tinggi tiap lantai:
3500 mm
·
Tebal lantai: 500 mm
·
Jarak puncak :
2500 mm
·
Jarak pondasi: 500 mm
·
Tempat mesin: 2000 mm
·
Tinggi pemakaian lift:
h
= (3,5 m x 10) + (0,5 m x 10) = 40 m
·
Tinggi sebuah gedung :
H = (3500 mm x 10) + (500 mm x 10) +(500+2500+2000)
= 45.000 mm = 45 m.III.3.Perhitungan Bobot Imbang (Counter Weight)Beban
pengimbang direncanakan terbuat dari FC 35 JIS5501 dengan berat jenis 7000 Kg/m
·
Berat bobot imbang
dimisalkan dengan berat kabin ditambah 0,4 - 0,5 daribobot hidup maksimum kabin
·
Berat bobot imbang
Gcw
= Gk + 0,4 x Qmaks = 825 + 0,4 x 1125= 1275 Kg
·
Volume bobot imbang.
Vcw
= Gcw/berat jenis= 1275 Kg / 7000 Kg/m = 1,82 x 108
Direncanakan
:
·
Panjang bobot imbang
lcw=
800 mm
·
Lebar bobot imbang
bcw=
250 mm
·
Tinggi bobot imbang
Tcw
= Vcw/(lcwx bcw)
III.3
Perencanaan Lift Secara Umum
·
Kapasitas angkut: 15 orang
·
Berat penumpang: 75 Kg/org=735N/org
·
Luas area per orang: 0,23 m
·
Kecepatan angkat: 3 m/det
·
Jumlah lantai: 10
tingkat
·
Percepatan atau
perlambatan max: 2,54 m/det
·
Diameter pulley dari
mesin tarik: 900 mmIII.
·
Perhitungan Kapasitas
dan Dimensi Kabin.
1.
Luas lantai kabin
F = 15 x 0,23 m= 3,45 m
2.
Bobot penumpang dalam
kabin
Q = 15 x 75 Kg= 1125 Kg= 11250
3.
Bobot mati kabin
Gk= 300 + 150 x F= 300 + 150 x 3,5 = 825
Kg
4.
Tinggi kabin tk=
2200 mm
5.
Panjang kabin pk=
2000 mm
6.
Lebar kabin lk=
1750 mm
7.
Lebar pintu lp=
1200 mm
III.4
perhitungan elevator
1.
Besar gaya pada Lift
a. Lift bergerak ke atas
N
– w = m.a
N
= w + m.a
N
= 735 +(75)(0.75)
N
=791,25 N
b. Lift bergerak ke bawah
w - N = m.a
N
= w- m.a
N
= 735 - (75)(0.5)
N
=735 - 37.5
N= 697.5 N
2.
Tegangan Kabel penyanggah Lift
Massa lfit
(m) : 1125 kg
Percepatan
gravitasi (g) : 9,8 m/ s2
Berat
lift (w) : m.g
:
(1125)(9.8)
:
11025 N
Percepatan
ke bawah (a) : 0,5 m/ s2
Percepatan
ke atas (a) : 0,75 m/ s2
a. Lift
bergerak ke atas
T-w =
m.a
T = w +
m.a
T = 11025
+ (1125)(0,75)
T = 11025
+ 843,75
T = 11868,75
N
b. Lift bergerak ke bawah
w – T =m.a
T = w –m.a
T = 11025 + (1125)(0,5)
T = 11025 + 562,5
T = 11587,5 N
3.
Daya Yang Bekerja Pada Motor

dimana : n = daya
motor yang diperlukan;
q = bobot muatan yang diangkat (11025);
v = kecepatan angkat (0,75 m/detik);
ƞ = efisiensi mekanis (0,94)
N = 11025 x 0,75 / 75 x 0,94
= 8628,75/70,5
= 122,4 Watt
=
122,4 x 0,746
= 91,3 Kw
Info yang sangat bermanfaat mas.
ReplyDeleteMenerima pembuatan Lift Barang murah aman dan bergaransi